Selasa, 08 Agustus 2017
Bukak COKI
Kehidupan asrama sesungguhnya baru terlihat setelah 2-3 bulan kita tinggal, karena sebulan hinga dua, tiga bulan itu masih teratur dan pada masih malu malu. Setelah itu barulah terlihat perangai setan mereka sesungguhnya. Kamarku yaitu kamar nawawi adalah kamar iblis, isinya anak anak nakal. Yang baik dapat dihitung jari Cuma 3-4 orang dan yang jelas itu aku salah satunya (klaim diri sendiri). Dan dikamarku ini isinya banyak ragam mausianya ada yang suka kencing dibotol, gelas, diatas plafon, pokoknya kamar udah kena kencing semua. Dimana sesak kencing disitu ditembak. Coba yang sesak kencing serentak satu kamar maka akan terjadi seni air pancur seketika itu. Dan aneh juga ya kan pas lagi sesak kencing terus saling ngabari keteman yang lain “eh aku mau kencing ni” terus di saut oleh teman yang lain “aku juga ni” lalu mereka mengkombinasikan seni kencing mereka. bahkan yg berak diatas plafon sampai-sampai belatung jatuh dari atas plafon karena berebutan makan tai si kawan ada. Yang di plafon itu karena ga mau pergi ke mesjid jadi sembunyi disana, karena itu tempat teraman, ketika tempat persembunyian lainya sudah diketahui oleh densus 88. Ada juga yang tukang jarah, lemariku yang awalnya masih aman sudah mulai kehilangan baju satu persatu, dan kadang kolor pun dilibas. Tapi aku tidak marah. Karena pada saat punyaku hilang, ya aku ngambil punya orang lain juga. Hidup diasrama memaksakan diri kita tidak boleh pelit, kalau kita pelit uang, paling tidak kita tidak boleh pelit soal makanan. Karena anak asrama itu rata rata pada kelaparan semua. Kalau kita mendapat antaran belanja dari orangtua dan belanjaannya terlihat oleh teman asrama, itu dari awal gerbang masuk keasrama melewati kamar kamar yang lain, paling kecil pasti kita di tegur ditambah dengan teriakan “CAIRUN CAIRUN CAIRUN” itu artinya “CAIR” dari bahasa arab, itu level bahasa arabnya udah tinggi, sampai sampai orang arab aja buka kamus. Dan paling maximal kita di giring oleh teman teman yang lain sampai dibawakan belanjaan kita masuk ke kamar. Maklum diasrama kami jarang dapat makanan yang enak, apalagi sarapan pagi. Sarapan pagi kami hanya nasi + kripik ubi dikasi sambal. BAYANGKAN SELAMA 3 TAHUN SARAPANNYA CUMA NASI + KRIPIK UBI? Itu perut kami udah keras, tamat dari sana kami sudah bisa makan kayu broti+sambal. Untuk menu minuman pada waktu sarapan kami dapat teh panas. Kalau mau berinovasi boleh masukkan tehnya kedalam nasi kripik sambal itu. Biar bekuah makannya, pernah dilakukan oleh temanku syido. Katanya enak, ya aku percaya itu enak. Tetapi aku yakin tak akan nikmat makannya, karena fitrahnya manusia itu sudah tau yang mana sesuatu itu diletakkan pada tempatnya (CATATAN) Sama ibarat makan kue bolu pake bulu ketek. Ya enak, tapi pasangannya bukan itu (kritis boleh, bego jangan). Tetapi disinilah kita dapat merasakan pertemanan sesungguhnya tanpa sandiwara, pertemanan kita tak hanya sekedar kata “teman”. Tetapi “pacar”. #bhakkkkkk
.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar