Selasa, 08 Agustus 2017
NAIK TINGKAT
Tak terasa sebentar lagi kelas 10 akan berlalu. Sebentar lagi naik kelas 11 dimana diharuskan memilih konsentrasi IPA/IPS. Kesan yang aku ingat di kelas 10 hanya tidur dikelas dan diasrama. Karena setiap pembelajaran mau dimulai, ROH didalam tubuhku seakan akan dihisap oleh malaikat izrail. Aku sudah mulai menguap dan akhirnya tertidur di meja belajar, dibangunkan sama guru, aku tidur lagi. Begitulah seterusnya sampai bel keluar. Ketika bel keluar berbunyi hebatnya aku yg lagi tidur selalu mendengar bel keluar itu dan ngantukku langsung hilang seketika itu. MEMANG BEL AJAIB!Jujur saja aku orang yang tak dapat melawan rasa kantuk. Jadi kuturuti saja tidurku. Kebiasaan tidur dikelas ini memang bukan baru bagiku. Ini sudah terjadi sejak aku kelas 3 smp. Dimana mulai malas belajar gara-gara kecanduan main game online. Dalam pikiranku hanya game. Sehingga guru menerangkanpun aku berkhayal game yang aku mainkan, dan taktik apa yang akan aku mainkan nanti. Capek berkhayal akhirnya akupun tidur. Ternyata berkhayal juga melelahkan. Kebiasaan ku waktu smp akhirnya diketahui oleh kakakku nomor 1, ketika ia mau mengantar makan siangku. Ia mengantar makan siangku pada saat jam belajar. Dan anak anak sepertiku ini biasanya duduk dibelakang dengan species sejenisnya. Sialnya pada saat ia mengantar makanan, aku sedang tidur. Dan pintu kelas itu tepat berada disampingku dalam keadaan terbuka pula dengan wajahku menghadap kiblat pintu. Aku dipanggil kakakku, tapi aku tak dengar, sehingga teman disampingku yang membangunkanku. Ketika terbangun aku melihat wajah kakakku yang sedang geleng geleng. Akupun izin dan keluar menjumpainya. Ia pun mengatakan ‘mau tidur atau mau sekolah’ ?
‘pusing tadi, makanya tidur’ sambil memegang kepala dan pura pura lesu. alasanku.
kakakkupun percaya, aku memang jago akting.
Kebiasaan tidur ini pun terbawa hingga di pesantren. Walaupun dipesantren, kebiasaan main game onlineku tetap berlanjut. Sekitar jam 11 malam aku sering cabut keluar pesantren untuk main warnet hingga subuh. Karena pada jam jam segitulah waktu yang aman untuk cabut. Aku memang sudah kecanduan main game online pada saat itu. Makanya di sekolah aku sering tidur. Sehingga akupun dijuluki ‘kondiok lalok’ yang artinya ‘babi tidur’. Karena badanku yang gemuk saat itu + suka tidur.
Sampai lah pada waktu pemilihan konsentrasi jurusan. Jujur sebenarnya aku ga terlalu mikirin mau dapat ipa atau ips, menurutku sama saja. Orang yang sukseskan bukan karena dia IPA atau IPS, yang sukses toh yang memang betul betul menekuni bidangnya, mau IPA pun jurusannya tapi kalau tidak ditekuni ya kan percuma aja. Nilaiku pada saat kelas 10 termasuk rendah ditambah banyak absen, orang orang sepertiku pada saat itu dinilai akan masuk IPS, Opini orang tentang jurusan IPS itu tempatnya anak anak nakal dan malas. Sebenarnya engga semua seperti itu. Tepi rata rata ya begitulah. Tetapi ketika memilih konsentrasi, aku memilih jurusan IPA. Karena aku yakin pada akhirnya nanti aku juga dicampak kan ke IPS.
Hingga akhirnya pengunguman kelas 11. Ternyata aku masuk ke kelas IPA, IPA 1 lagi.Kelas ipa yang biasanya diisi sama anak anak pintar dan diunggulkan. Aku bingung ‘kok bisa anak sepertiku ini dimasukin ke IPA 1, apa guru guru disini melihat bakat terpendam dari diriku, yang berpotensi mengharumkan nama sekolah ke jenjang internasional? ‘ aku kejauhan berkhayal.
Sebenarnya aku pengen pindah ke IPS, Cuma ga enak sama pihak sekolah. Nanti dikira kemaren main main ngisi konsentrasi jurusannya. Jadi aku tetap melanjutkan, menjalaninya seperti hari hari biasa.
Hari pertama masuk kelas IPA 1, aku melihat ada 3-4 species seperti diriku. Yaitu yang rajin & pintar. Alias kebalikannya. Paling tidak aku tidak sendirian pikirku saat itu. Disisi lain yang pintar juga banyak. Anak anak yang juara di kelas 10 berada di IPA 1. Yang paket komplit juga ada dikelas ini. PINTAR+CANTIK namanya rihana, ia orang indonesia tetapi lahir dimanchester. entah lahir dimanchester, entah sempat tinggal dimanchester waktu kecil. Aku tak begitu ingat. Yang jelas dia jago bahasa inggris. Kalau ngomong bahasa inggris itu seperti air mengalir, Mungkin kalau dia berbicara bahasa inggris denganku mungkin aku Cuma bisa bilang “YES NO YES NO” sambil angguk dan geleng kepala.Dikelas ini akan sangat terlihat kesenjangan antara yang pintar dan yang engga pintar. Kalau bilang bodoh terlalu sadis.
Dikelas 11 ini entah kenapa aku semakin menuruti nafsu tidurku. Tapi kali ini aku tidur tidak disekolah lagi, tapi diasrama. Tiap merasa kantuk dipagi hari aku sembunyi di wc untuk melanjutkan tidur sampai orang tidak ada lagi diasrama, karena berangkat kesekolah.Pada saat itu barulah aku keluar dari wc, kembali kekamar dan tidur lagi. Terkadang asrama dirazia anak anak yang tidak masuk sekolah, ya aku sudah lumayan sering kedapatan. Tetapi dengan akting yang meyakinkan aku lolos dari razia. Berbalut dengan selimut setebal tebalnya dibadan, dan pura pura batuk, mata disayu sayukan, suarapun diserak-serakkan.
Tapi absen karena sakit ini menjadi tak lazim dikelas, karena 3 orang yang sejenis denganku mereka juga absen karena sakit. Yang jelas bukan sakit betul betulan. Karena aku sudah tau betul perangai 3 orang yang lainnya. Karena keseringan absen serentak, mulai menimbulkan kecurigaan pihak sekolah. Akhirnya kami kongres untuk pembagian jadwal ataupun jatah hari perorang untuk tidak masuk. Ketika salah satu dari kami tidak ingin masuk sekolah atau pada jadwal jam tertentu, kami saling konfirmasi. Jadi ketika salah satu tidak masuk, yang 3 orang lainnya atau 2 minimal harus masuk. Agar tidak terlalu ketara yang tidak hadir. Disekolah kami tidak semua gurunya mengambil daftar kehadiran murid muridnya, hanya beberapa guru saja yang mengambil daftar hadir. Karena kami pesantren diyakini muridnya pasti masuk semua. Makanya banyak guru yang tak mengambil daftar kehadiran. Untuk guru yang tidak mengambil daftar hadir kami tak boleh tidak hadir sekali 4. Makanya maximal 2 orang kalau tidak mau masuk. Kalau sekaligus 4 orang yang tidak hadir, guru akan terasa ketidak hadiran kami, dan itu bisa menjadikan untuk pertemuan selanjutnya akan dilakukannya daftar kehadiran. Tetapi kalau guru yang mengambil daftar hadir, kami harus menyiapkan alasan bagi teman yang tidak hadir dengan alasan sakit, dan bergantian lah seterusnya. Sampai kami naik kelas 12. Malas malasan menjadikan waktu begitu tak terasa. Kesan yang diingatpun begitu ringkas. Mungkin kalau disuruh membuat cerita tentang kesan kesan selama kelas 11, mungkin cukup terangkum dalam satu kalimat “kadang masuk sekolah, kadang tidak”. Tetapi cerita ini persis seperti cerita cerita calon orang sukses, karena beberapa cerita orang sukses yang aku baca pasti selalu berawal dari anak anak nakal (semoga saja).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar